Tentang Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Pancasila adalah ideologi negara Indonesia yang menjadi dasar negara dan sistem kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Pancasila terdiri dari dua kata yaitu “panca” yang berarti “lima” dan “sila” yang berarti “prinsip”. Sebagai ideologi negara, Pancasila menggambarkan pandangan hidup bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Pancasila sebagai dasar negara tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dan diakui sebagai ideologi negara yang berlaku universal. Terdapat lima sila dalam Pancasila yang menjadi landasan dan nilai-nilai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.
Sila pertama dalam Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Prinsip ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia percaya dan taat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Prinsip ini mengakui adanya keesaan Tuhan sebagai sumber segala kehidupan dan menjadi fondasi moral dalam berbagai aspek kehidupan.
Sila kedua adalah Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Prinsip ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia memandang setiap manusia sebagai makhluk Tuhan yang mempunyai martabat dan hak asasi yang sama. Prinsip ini mendorong terciptanya keadilan sosial, persamaan hak, dan perlindungan terhadap hak asasi manusia.
Sila ketiga adalah Persatuan Indonesia. Prinsip ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia memiliki kewajiban untuk bersatu dan saling menghormati dalam keragaman. Prinsip ini menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai perbedaan yang ada.
Sila keempat adalah Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Prinsip ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia memiliki kedaulatan untuk mengatur dirinya sendiri melalui pemilihan umum atau perwakilan yang dilakukan secara adil dan demokratis.
Sila kelima adalah Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Prinsip ini mengandung makna bahwa bangsa Indonesia berkomitmen untuk menciptakan kesetaraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Prinsip ini mendorong pemerataan kesempatan dan perlindungan terhadap kepentingan rakyat yang lemah.
Pancasila sebagai ideologi negara menjadi landasan dalam berbagai kebijakan pemerintah, pembentukan lembaga-lembaga negara, dan kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila juga menjadi semangat dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia serta menghadapi berbagai tantangan dan perubahan zaman. Sebagai warga negara Indonesia, penting bagi kita untuk memahami, mengamalkan, dan melestarikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai dalam Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila memiliki lima nilai dasar yang menjadi pondasi utama kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Limanya adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Daftar Isi
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab merupakan nilai dasar dalam Ideologi Pancasila yang menekankan pentingnya perlakuan yang adil dan manusiawi terhadap semua individu. Nilai ini menekankan perlunya menghormati hak asasi manusia, melindungi kebebasan individu, serta mewujudkan keadilan sosial di dalam masyarakat.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab juga mengajarkan pentingnya etika dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Nilai ini menekankan pentingnya sikap saling menghargai, menghormati, dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu contoh penerapan nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat dalam upaya pemerintah Indonesia untuk melindungi dan memajukan hak-hak perempuan. Pemerintah berupaya memberikan perlindungan hukum yang adil bagi perempuan, termasuk melalui kebijakan perlindungan terhadap kekerasan gender, penghapusan diskriminasi, dan pemberdayaan perempuan.
Selain itu, nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab juga tercermin dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Pendidikan yang berkualitas dan merata bagi seluruh anak bangsa dianggap sebagai upaya nyata untuk menciptakan kemanusiaan yang adil dan beradab. Melalui pendidikan, setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkontribusi dalam masyarakat.
Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab juga tercermin dalam sikap gotong royong dan toleransi di lingkungan masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia secara tradisional dikenal dengan sikap tolong-menolong dan keberagaman budaya yang dapat hidup berdampingan dengan harmonis. Sikap saling menghargai dan merangkul perbedaan merupakan nilai yang mendarah daging dalam masyarakat Indonesia.
Dalam upaya memperkuat nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, berbagai program dan kebijakan telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Salah satu contohnya adalah Program Keluarga Harapan (PKH) yang bertujuan untuk memberikan perlindungan sosial dan bantuan kepada keluarga miskin. Program ini diharapkan dapat mengentaskan kemiskinan dan membantu masyarakat Indonesia mencapai taraf kehidupan yang lebih layak.
Semua upaya ini dilakukan agar nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dapat terwujud dengan baik di dalam masyarakat. Dengan adanya nilai ini, diharapkan semua individu dapat hidup dengan sejahtera dan adil. Dalam perspektif Pancasila, kehidupan yang adil dan beradab akan membawa masyarakat Indonesia menuju kemajuan dan kesejahteraan yang berkelanjutan.
Pancasila dalam Pendidikan
Sebagai ideologi negara, Pancasila diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan di Indonesia untuk membentuk karakter bangsa yang memiliki kecintaan terhadap Tanah Air, rasa persatuan, kesatuan, serta mengedepankan nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan toleransi.
<?= ‘Pancasila dalam Pendidikan’ ?>
Sebagai ideologi negara, Pancasila memiliki peran penting dalam pendidikan di Indonesia. Pancasila diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan untuk membentuk karakter bangsa yang mencintai negaranya, memiliki rasa persatuan dan kesatuan, serta mengedepankan nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan toleransi. Pendidikan merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada generasi muda Indonesia.
Sejak diperkenalkannya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, pengajaran mengenai pancasila menjadi bagian integral dalam pendidikan di Indonesia. Pancasila menjadi landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum pendidikan di semua tingkatan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila ditanamkan sejak dini dan menjadi bagian tak terpisahkan dari pembentukan karakter peserta didik.
Dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, ada beberapa mata pelajaran utama di mana Pancasila dikaji secara mendalam. Salah satu mata pelajaran tersebut adalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Mata pelajaran ini mengajarkan tentang nilai-nilai Pancasila dan konstitusi negara, serta memfasilitasi pemahaman siswa tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara.
Selain itu, Pancasila juga diperkenalkan melalui mata pelajaran lain seperti Sejarah Indonesia, Bahasa Indonesia, dan seni budaya. Melalui mata pelajaran ini, siswa diajarkan tentang sejarah perjuangan bangsa, keberagaman budaya di Indonesia, serta pentingnya menjaga persatuan dan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pengenalan nilai-nilai Pancasila tidak hanya dilakukan di dalam kelas, tetapi juga melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka dan upacara bendera. Kegiatan pramuka memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dan mengaplikasikan prinsip-prinsip Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, upacara bendera menjadi momen di mana siswa dapat merasakan kecintaan terhadap Tanah Air dan memperkuat rasa persatuan dan kesatuan.
Pancasila juga menjadi landasan dalam pembentukan kepribadian dan karakter siswa. Dalam proses pendidikan, siswa diajarkan untuk menjadi individu yang memiliki kejujuran, keadilan, dan toleransi. Dengan menjadi individu yang jujur, siswa belajar untuk menumbuhkan integritas, kejujuran, dan kepercayaan bersama. Selain itu, siswa juga diajarkan tentang pentingnya memiliki sikap adil dalam berinteraksi dengan orang lain serta pentingnya menghargai perbedaan dan menerima semua elemen dalam masyarakat.
Pendidikan nilai-nilai Pancasila juga memberikan landasan yang kuat bagi pembentukan sikap moral dan etika yang baik pada generasi muda. Dalam meningkatkan mutu pendidikan, Pancasila dijadikan sebagai panduan etika dan moral dalam setiap aspek kehidupan siswa. Dengan memiliki sikap yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, siswa diharapkan dapat mengambil keputusan yang bijaksana dan bertanggung jawab di berbagai situasi kehidupan.
Melalui pendidikan Pancasila, diharapkan generasi muda Indonesia akan menjadi individu yang memiliki kecintaan yang mendalam terhadap Tanah Air, memiliki rasa persatuan dan kesatuan, serta mengedepankan nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan toleransi. Pendidikan Pancasila yang diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan di Indonesia berperan penting dalam membentuk karakter bangsa yang berakhlak mulia dan berkontribusi positif dalam pembangunan negara.
Tujuan Pendidikan Pancasila
Tujuan pendidikan Pancasila adalah membentuk generasi penerus bangsa yang memiliki kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila, memiliki rasa tanggung jawab kepada negara, menghormati dan menghargai perbedaan, serta mampu berperan aktif dalam pembangunan negara.
Pendidikan Pancasila merupakan salah satu aspek penting dalam menciptakan generasi muda Indonesia yang berkualitas. Tujuan pendidikan Pancasila adalah untuk membentuk generasi penerus bangsa yang memiliki pemahaman dan kesadaran yang mendalam terhadap nilai-nilai Pancasila. Melalui pendidikan Pancasila, para siswa diharapkan mampu menginternalisasi dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai ideologi negara, Pancasila mendasari segala aspek kehidupan di Indonesia, termasuk sistem pendidikan. Dalam konteks pendidikan, Pancasila memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan sikap serta nilai-nilai positif pada generasi muda. Tujuan utama dari pendidikan Pancasila adalah untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang memiliki kesadaran dan pemahaman mendalam terhadap Pancasila sebagai ideologi negara.
Salah satu tujuan pendidikan Pancasila adalah membentuk generasi penerus bangsa yang memiliki kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila. Hal ini penting, karena sebagai ideologi negara, Pancasila memberikan arah dan panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan memiliki pemahaman yang baik tentang Pancasila, generasi muda akan mampu mengambil keputusan dan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan negara.
Selain itu, pendidikan Pancasila juga bertujuan untuk membentuk generasi muda yang memiliki rasa tanggung jawab kepada negara. Generasi muda yang memiliki kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila juga akan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap negara. Mereka akan merasa bertanggung jawab untuk menjaga dan memajukan negara, serta berusaha untuk berkontribusi secara positif dalam pembangunan negara.
Tujuan lain dari pendidikan Pancasila adalah menghormati dan menghargai perbedaan. Dalam kehidupan masyarakat yang multikultural seperti Indonesia, perbedaan dalam hal budaya, agama, suku, dan lainnya adalah hal yang sangat umum. Melalui pendidikan Pancasila, generasi muda diajarkan untuk menghormati dan menghargai perbedaan tersebut. Mereka akan belajar untuk menerima dan menghormati keberagaman sebagai bagian dari kehidupan sosial dan bangsa Indonesia.
Terakhir, pendidikan Pancasila bertujuan untuk membentuk generasi muda yang mampu berperan aktif dalam pembangunan negara. Melalui pendidikan Pancasila, generasi muda diajarkan untuk menjadi warga negara yang aktif dan berperan dalam pembangunan negara. Mereka akan diarahkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat dan negara, serta berusaha untuk memberikan kontribusi yang positif dalam pembangunan bangsa.
Secara keseluruhan, pendidikan Pancasila memiliki tujuan yang sangat penting dalam membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas. Dengan memiliki kesadaran terhadap nilai-nilai Pancasila, rasa tanggung jawab kepada negara, kemampuan menghormati dan menghargai perbedaan, serta kesiapan untuk berperan aktif dalam pembangunan negara, generasi muda Indonesia akan menjadi kebanggaan negara dan mampu membawa kemajuan dan kemakmuran bagi bangsa dan negara.
Penerapan Pancasila dalam Dunia Pendidikan
Pancasila adalah ideologi negara Indonesia yang menjadi dasar bagi penyelenggaraan negara dan kehidupan bermasyarakat. Nilai-nilai Pancasila juga menjadi landasan dalam pendidikan di Indonesia. Penerapan Pancasila dalam dunia pendidikan dilakukan melalui beberapa cara, seperti pengembangan kurikulum yang memadukan pembelajaran akademik dengan pembentukan karakter yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila, serta melalui kegiatan ekstrakurikuler yang mengajarkan kerjasama, kepemimpinan, dan kreativitas.
Pengembangan Kurikulum yang Memadukan Pembelajaran Akademik dan Pembentukan Karakter
Dalam penerapan Pancasila dalam dunia pendidikan, pengembangan kurikulum menjadi salah satu aspek penting. Kurikulum di Indonesia dirancang untuk memadukan pembelajaran akademik dengan pembentukan karakter yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Pembelajaran akademik meliputi mata pelajaran seperti matematika, bahasa Indonesia, ilmu pengetahuan alam, dan lain-lain, sementara pembentukan karakter mencakup nilai-nilai kejujuran, toleransi, gotong royong, keadilan, dan cinta tanah air. Dengan demikian, siswa tidak hanya belajar menguasai pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga dibentuk menjadi individu yang memiliki kepribadian yang baik dan bertanggung jawab sebagai warga negara.
Kegiatan Ekstrakurikuler untuk Mengajarkan Kerjasama, Kepemimpinan, dan Kreativitas
Selain melalui kurikulum, penerapan Pancasila dalam dunia pendidikan juga dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan bakat siswa serta mengajarkan nilai-nilai Pancasila. Dalam kegiatan ekstrakurikuler, siswa diajarkan untuk bekerja sama dalam kelompok, mempraktikkan kepemimpinan, dan mengembangkan kreativitas. Misalnya, melalui kegiatan pramuka, siswa dapat belajar tentang kebersamaan, kedisiplinan, dan keberanian. Dalam kegiatan seni, siswa dapat mengembangkan bakat seni mereka serta belajar tentang ekspresi diri, menghargai keberagaman budaya, dan menghormati hak-hak humaniora. Semua kegiatan ini bertujuan untuk membentuk siswa yang memiliki kepribadian yang kuat, bertanggung jawab, dan siap berkontribusi dalam masyarakat.
Dengan penerapan Pancasila dalam dunia pendidikan, diharapkan bahwa setiap lulusan sekolah di Indonesia memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik, memiliki kepribadian yang berkarakter, serta memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya sebagai warga negara. Melalui pengembangan kurikulum yang memadukan pembelajaran akademik dengan pembentukan karakter, serta kegiatan ekstrakurikuler yang mengajarkan kerjasama, kepemimpinan, dan kreativitas, pendidikan di Indonesia berperan dalam membentuk generasi muda yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Implikasi Pancasila dalam Pendidikan Multikultural
Pendidikan Pancasila memiliki implikasi yang sangat positif dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, menghargai keanekaragaman budaya, dan mengajarkan toleransi serta penghargaan terhadap perbedaan dalam masyarakat yang multikultural. Melalui implementasi Pancasila dalam pendidikan multikultural, siswa akan belajar untuk memahami, menghargai, dan memperkuat kesatuan dalam keragaman.
Salah satu implikasi penting dari Pancasila dalam pendidikan multikultural adalah menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif. Dalam lingkungan ini, setiap individu, termasuk siswa dari berbagai latar belakang budaya dan agama, dihargai dan diterima secara positif tanpa adanya diskriminasi. Semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang sesuai dengan potensi mereka. Hal ini membantu menciptakan suasana yang aman dan nyaman di sekolah, di mana siswa dapat bekerja sama dan membangun hubungan yang kuat dengan teman-teman mereka, terlepas dari perbedaan identitas mereka.
Pancasila dalam pendidikan multikultural juga mengajarkan siswa tentang pentingnya menghargai keanekaragaman budaya. Indonesia memiliki kekayaan budaya yang beragam dengan adanya berbagai suku, bahasa, adat istiadat, agama, dan tradisi. Melalui pendidikan Pancasila, siswa diarahkan untuk menghargai dan menghormati keberagaman budaya ini, serta mengakui bahwa keberagaman ini merupakan kekayaan bangsa Indonesia. Dalam proses belajar, siswa diajak untuk mempelajari budaya-budaya yang berbeda dan menghormati perbedaan tersebut. Hal ini membantu menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang budaya tersebut dan mengurangi konflik yang mungkin timbul karena ketidakpahaman.
Tak hanya itu, Pancasila sebagai ideologi negara juga mengajarkan siswa tentang pentingnya toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan dalam masyarakat yang multikultural. Siswa diajarkan untuk menerima adanya perbedaan pendapat, keyakinan, dan identitas di antara mereka. Mereka diajak untuk berpikir terbuka dan memahami bahwa setiap individu memiliki hak untuk berbeda. Dalam konteks pendidikan multikultural, Pancasila membantu mengatasi konflik yang mungkin timbul akibat perbedaan tersebut. Siswa belajar untuk berkomunikasi dengan baik, mencari solusi bersama, dan membangun hubungan yang harmonis dengan sesama siswa, guru, dan masyarakat sekitar.
Implikasi Pancasila dalam pendidikan multikultural juga mempengaruhi kurikulum dan metode pengajaran di sekolah. Kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila akan membantu siswa untuk memahami konsep-konsep seperti persatuan, keadilan, dan kemanusiaan. Selain itu, metode pengajaran yang digunakan juga ditujukan untuk mengembangkan pemahaman dan apresiasi siswa terhadap keberagaman. Misalnya, guru dapat menggunakan pendekatan pembelajaran yang kolaboratif, di mana siswa bekerja dalam kelompok untuk menghargai sudut pandang dan kontribusi setiap individu. Hal ini membantu siswa untuk mengenal dan memahami perbedaan, serta memperkuat hubungan antarindividu dalam lingkungan yang inklusif.
Secara keseluruhan, implikasi Pancasila dalam pendidikan multikultural adalah menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, menghargai keanekaragaman budaya, dan mengajarkan toleransi serta penghargaan terhadap perbedaan dalam masyarakat yang multikultural. Melalui pendidikan Pancasila, kita dapat menciptakan generasi penerus yang memiliki pemahaman dan kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya keragaman, serta siap untuk hidup dalam masyarakat yang majemuk dan harmonis.
Kurikulum yang Mengintegrasikan Nilai-nilai Pancasila
Tantangan utama dalam implementasi pendidikan Pancasila adalah pengembangan kurikulum yang dapat mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dengan baik. Kurikulum yang baik harus mampu membekali peserta didik dengan pemahaman yang mendalam tentang Pancasila serta mendorong mereka untuk mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Namun, hingga saat ini, masih terdapat kendala dalam pengembangan kurikulum yang benar-benar mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila secara efektif.
Salah satu tantangan dalam pengembangan kurikulum Pancasila adalah kesulitan dalam menentukan metode pengajaran yang tepat. Kurikulum harus dirancang sedemikian rupa agar siswa dapat memahami dan menginternalisasi nilai-nilai Pancasila secara menyeluruh. Oleh karena itu, metode pengajaran yang digunakan haruslah menarik dan interaktif, sehingga peserta didik dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Selain itu, kurikulum juga harus mengakomodasi keberagaman peserta didik. Indonesia sebagai negara yang heterogen memiliki berbagai macam suku, agama, bahasa, dan budaya. Oleh karena itu, kurikulum Pancasila harus mencakup pemahaman yang mendalam tentang keberagaman ini, serta memberikan penghargaan terhadap perbedaan dan keragaman yang ada dalam masyarakat.
Selanjutnya, kurikulum Pancasila juga harus dapat memberikan ruang bagi siswa untuk berpikir kritis dan mandiri. Pendidikan Pancasila bukanlah sekadar menghafal nilai-nilai dasar Pancasila, tetapi juga melibatkan pemahaman yang mendalam serta kemampuan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong siswa untuk berpikir kritis, mengembangkan sikap kritis terhadap berbagai isu sosial, politik, dan budaya, serta mampu membuat keputusan yang tepat berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Tidak hanya itu, pengembangan kurikulum Pancasila juga harus melibatkan berbagai stakeholder, seperti guru, pemangku kepentingan, dan ahli pendidikan. Kolaborasi yang baik antara semua pihak ini akan memastikan bahwa pengembangan kurikulum Pancasila dapat mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik di berbagai daerah.
Dalam mengatasi tantangan ini, pemerintah perlu memberikan dukungan yang nyata dalam pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dengan baik. Pendidikan Pancasila harus menjadi prioritas dalam sistem pendidikan nasional, dan seluruh stakeholder harus bekerja sama untuk menciptakan kurikulum yang efektif, kreatif, dan inovatif dalam mengajarkan nilai-nilai Pancasila pada peserta didik.